Salah satu peran yang dilakukan STAI Al Ittihad adalah menumbuhkan Literasi Mahasiswa STAI Al Ittihad Cianjur. Salah satu cara yang paling tepat melalui mata kuliah bahasa Indonesia. Metode yang digunakan untuk mewujudkan GLM di STAI Al Ittihad Cianjur dengan menggunakan metode BATIK (Baca, Tulis, dan Karya) baik dalam pembelajaran mata kuliah tertentu maupun dalam kegiatan khusus. Gerakan literasi ini diharapkan dapat menumbuhan dan dapat menanaman kesadaran Literasi bagi para Mahasiswa di lingkungan STAI Al Ittihad Cianjur.
Wacana tentang Gerakan Literasi di Indonesia telah digulirkan sejak 2015 oleh pemerintah, diawali oleh Gerakan Literasi Sekolah (GLS) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Nomor 23 Tahun 2015. Dunia pendidikan tidak hanya berkutat di tataran sekolah, banyak masyarakat lupa bahwa kampus atau universitas merupakan bagian dari dunia pendidikan. Masalah yang dihadapi di dunia kampus atau universitas tidak jauh berbeda dengan sekolah. Mahasiswa yang notabennya adalah generasi perubahan saat ini mengalami krisis akan budaya literasi. Sejalan dengan pandangan tersebut dalam sebuah artikel yang ada di Suara Merdeka mengungkapkan bahwa “dunia sedang dilanda masalah serius tentang literasi. Literasi dalam arti sempit adalah kemampuan membaca dan menulis”. Permasalahan tersebut sangat akut dan nyata yang harus dicari solusi konkretnya. Dalam dunia kampus atau universitas mahasiswa menjadi objek dan subjek dalam menumbuhkan budaya literasi. Harus ada cara dan teknik serta gerakan yang tepat untuk meningktakan budaya literasi di kalangan mahasiswa.
Dasar dari kegiatan litersi adalah bagimana minat membaca ditumbuhkan. Salah satu kegiatan yang penting dalam kegiatan pembelajaran di universitas adalah menumbuhkan minat baca mahasiswa. Jika minat baca mahasiswa tinggi maka minat untuk menghasikan karya juga akan tinggi. Sehingga kegiatan penelitian dan pengabdian yang menjadi muara dari universitas dapat diwujudkan dengan mudah. Dengan membaca cakrawala pengetahuan mahasiswa menjadi terbuka lebar melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Maka dengan menumbuhkan minat baca akan mencetak sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan yang luas. Pendapat ini diamini Khakim, dalam sebuah artikelnya di Suara Merdeka, beliau menyatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah menumbuhkan minat baca. Menumbuhkan minat baca di kalangan mahasiswa membutuhkan teknik khusus.
Maka seorang dosen harus dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Dengan teknik yang tepat diharapkan minat baca mahasiswa menjadi meningkat. Karena membaca merupakan gerakan awal dari kegiatan literasi. Menumbuhkan minat baca dapat dilakukan oleh dosen khususnya dosen bahasa Indonesia. Dengan menggunakan teknik baca, tulis dan karya dalam kegiatan pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman yang menyenangkan dalam membaca. Tidak hanya membaca, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki mahasiswa yang mengikuti mata kuliah bahasa Indonesia. Keterampilan menulis merupakan lanjutan keterampilan membaca. Menulis merupakan keterampilan yang tidak mudah, harus ada pembiasaan yang sangat masif untuk mengasah keterampilan menulis. Maka dalam mata kuliah bahasa Indonesia yang ada di kurikulum universitas keterampilan menulis dapat diasah. Jika mahasiswa memiliki keterampilan menulis, akan membantu mahasiswa dalam menyelesaikan studinya di universitas. Salah satu ciri mahasiswa adalah kekritisan pemimikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang ilmiah dan solutif. Untuk mendapatkan kualitas mahasiswa yang demikian maka harus membiasakan budaya menulis di universitas.
Kegiatan mahasiswa di kampus tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Mahasiswa dapat mengungkapkan ide dan pemikirannya dapat melalui kegiatan menulis. Maka keterampilan menulis harus dikuasai mahasiswa. Dalam sebuah artikel dengan judul “Menjinakkan Ilmu dengan Menulis” Suara Merdeka, dalam artikel ini diungkapkan bahwa jika ingin menguasai ilmu harus memiliki keterampilan menulis. Seiring perkembangan teknologi banyak media yang dapat digunakan sebagai sarana dalam menulis. Dengan adanya mata kuliah bahasa Indonesia maka peluang untuk membudayakan menulis di kalangan mahasiswa dapat direalisasikan sebagai bagian dari budaya Gerakan Literasi Mahasiswa (GLM). Setelah kegiatan membaca dan menulis, maka harus ada produk atau karya muara dari dua keterampilan yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia di universitas. Wujud atau karya nyata yang harus dibuat mahasiswa, karya tersebut harus memiliki ciri yang nyata sebagai karya mahasiswa. Karya yang dapat dihasilkan mahasiswa dapat berupa karya ilmiah, prosa, cerpen, novel, puisi, atau bahkan buku ilmiah popular.
Karya tersebut dapat dikolaborasikan dengan dosen pengampu mata kuliah bahasa Indonesia. Untuk mewujudkannya diperlukan komitmen dan motivasi dari mahasiswa dan dosen untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi keilmuwan. Karya yang dihasilkan mahasiswa akan menjadi bagian dari Gerakan Literasi Mahaiswa (GLM). Garakan litersi ini akan terwujud jika semua komponen dapat terlibat dengan maksimal. Komponen tersebut berasal dari mahasiswa, dosen dan kebijakan universitas atau kampus. Melalui Gerakan Literasi Mahasiswa (GLM) mulai di canangkan dan di laksanakan di sekolah tinggi. Dengan melaksanakan teknik baca, tulis dan karya diharapkan dapat menyenangkan.